Kamis, 08 Juli 2010 | By: Kupu-kupu ungu

Kutukan kucing keramas

Aku memang tidak pernah ditakdirkan mempunyai binatang peliharaan. Gimana pun usahaku untuk memeliharanya, pasti berujung maut. Dari anak ayam, anak burung yang nemu di pohon mangga depan rumah, sampe anak kucing liar yang ngikuti aku pulang kerumah.

Niat awal sih baik. Aku dan temanku memeliharanya dengan begitu ke-ibuan. Kami kasih makan nasi campur ikan teri. Tapi sayangnya, cuma ikan terinya yang di makan. Apa si manis gak doyan nasi? Atau dia gak tau itu makanan pokok orang indonesia seperti kami?

Tapi , apapun itu, setelah makan. Kami pun memandikannya. Sebenarnya kejadian ini terjadi di rumah temanku. Pada saat itu, masuk sekolah SD untuk kelas 2 adalah jam 11 siang. Karena masih ada waktu yang banyak, aku pun berangkat bersama si manis (malam itu dia menginap di rumahku) ke rumah temanku. Sebut saja Rini. Karena janji mau mandi bareng bertiga ; aku, rini dan si manis , kami pun melaksanakan niat kami dengan ikhlas.

Tanpa rasa bersalah, kami guyur si manis, di sabunin, di kasih shampoo n bilas kembali. Kami pun mandi dengan hati riang gembira.
Setelah itu, cepat-cepat manis di handuki. Tapi namanya bulu, kalo kena air ya pada ngumpul gitu. Keliatan banget dia menggigil.

Tanpa rasa bersalah (lagi), kami pun mengoleskan minyak angin ke tubuh si manis. Maksudnya supaya gak kedinginan. Lalu di selimuti deh. Kayak lumpia mau digoreng. Dibalut secara acak.Yang penting ketutup dan hangat. Apalagi selimutnya juga oke. Terbuat dari keset kaki keluarga rini.
Yaaa..Saat itulah petaka itu datang tanpa izin. Pulang sekolah, kami melihat manis udah gak gerak. Kirain lagi bobok-bobok siang gitu. Tapi ternyata eh tenyata dia pun lupa bernafas dan meninggal dunia.
Sediiiihhh banget...Apalagi aku udah merasa deket. (gimana sih kita gak ngerasa deket kalo udah mandi bareng?).

Aku pun cerita semuanya sama ibuku, bukannya di kasih kata-kata semangat, malah diketawai dan bilang :" oalaah..Kok gak sekalian aja kalian gantung di jemuran . Kucing kok dimandiin. Udah tau takdir mereka tu gak mau di sentuh air". Oh ibuku..Kenapa setelah semua terjadi, dikau baru menceritakan takdir kucing takut air. Jika sebelum manis meninggal, aku udah paham takdir itu, mungkin gak kami mandiin pake air..Tapi ganti dengan pasir. Kayak tayamum gitu.

Akhirnya...Aku hanya mengucapkan "RIP my cat..Moga kau tenang di alam barzakh. Dan jangan ganggu kami dengan arwahmu. Kami janji tidak akan memandikanmu lagi. (karena kau telah mati). ..Amiiin...."

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.