Sabtu, 06 Maret 2010 | By: Kupu-kupu ungu

Profil Cinta

Aku bertanya dalam hidup ini. Kenapa cinta,kenapa cinta dan kenapa harus cinta?
Dan pemahaman itu aku dapatkan dari sebuah jiwa yang mampu mengekspresikan sebentuk cinta yang tak nyata.

Aku pun bertanya padanya,
" Kenapa harus Cinta yang selalu muncul sebagai topik yang tak pernah dingin untuk di lahap jiwa-jiwa ini? Kenapa harus Cinta ?? "

Ia pun Menjawab dengan kebijakan yang terpancar dari sampul raut wajahnya, " Itulah uniknya Cinta, Cinta akan terus mengemuka. Terus didendangkan dari Timur ke Barat. Terus menemani kita dalam hidup. Mewarnai cerianya masa remaja dan kebijakan masa tua.
Sesuatu yang terus menerus di bicarakan tentulah sesuatu yang belum terpahami. Begitulah Cinta, Cinta selalu dibicarakan karena kita belum memahaminya."

Kemudian aku melanjutkan tanya itu, " Apakah sesulit itu memahami Cinta? Ataukah Cinta memang ditakdirkan untuk sulit di pahami??"

Ia pun tersenyum. Sabarnya untuk menjawab pertanyaanku terurai dengan jelas.

" Cinta memang sulit di pahami. Sia-sia jika engkau menghabiskan waktumu hanya untuk memahami Cinta. Kalian yang menghabiskan waktu untuk Cinta laksana musafir yang berkelana. Seolah kalian berjalan jauh dan menemukan dunia yang baru. Tetapi ketika kau sadari, sesungguhnya kalian masih memijakkan tanah yang sama seperti saat engkau berangkat. Itulah Cinta. Ia tak dapat di pahami,tetapi dapat dirasakan dekapan jiwanya. Hanya dapat di lihat bayangan dan pantulannya.
Cinta tak pernah menunjukan dirinya, ia hanya meninggalkan jejak-jejak tapaknya dengan tanda-tanda yang rumit. Dan ketika kita selalu berusaha untuk menyusuri
jejak-jejak itu berharap menemukan jasadnya dan kemudian kita memeluknya, kita akan menyadari sebenarnya kita telah berada dalam dekapan sayap kematian. Sayap-sayap itu yang akan menerbangkan ruh kita pada pemilik Cinta sebenarnya.

"Pemilik Cinta? Bagaimana aku dapat mengenali jejak-jejak itu hingga mengantarku pada pemilik cinta?" tanyaku dengan rasa yang semakin mendalami perasaan tiap katanya.

"Jejak Cinta hanya dapat dilihat oleh mereka yang jiwanya masih diliputi unsur kelembutan dan kedamaian. Mereka itu berada dalam sudut-sudut peradaban.
Karena lingkaran peradaban selalu di kuasai oleh penguasa yang tamak. Penindasan adalah kitab suci penguasa dalam membentuk wajah peradaban. Cinta selalu terpinggirkan tetapi cinta selalu hidup ditiap sudut sejarah.
Dan hanya mereka yang masih memiliki kelembutan dan kedamaian dalam jiwanya yang akan menemukan jejak cinta itu."

jawaban itu membuatku sadar akan satu hal. Ia mengajarkanku pada 'makna yang sebenarnya". Menjawab bagian dari perasaan tanyaku yang selama ini terus menyelimuti perjalanan hidup.

(Lembaran-lembaran jiwa yang penuh cinta itu terwujud dalam sebuah buku "Kahlil Gibran_Cinta,Ketulusan dan Kesunyian". )

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.